Sabtu, 27 Februari 2010

“Untuk dikenang”

Bingung mau ngapain ..
Bingung mau nulis apa ..

Semalam teringat dia lagi. Sebelum tidur, tiba-tiba apapun tentang dia terlintas lagi dipikiran saya. Wajahnya, senyumnya dan segala yang ada di diri dia. Dan hebatnya saya tidak menitikan air mata sedikit pun. Walau pun kembali, saya merasakan sakit itu lagi. Tapi setidaknya sudah ada kemajuan, kalau airmata ini sudah tidak bisa keluar lagi hanya karena dia. :)

Kangen?? Mngkin itu yang sedang saya rasakan. Memang tidak bisa dipungkiri lagi, saat ini wajahnya sedang menari indah di benak saya. Tapi tidak ada salahnya selama rasa kangen saya masih dalam batas kewajaran. Namanya juga sedang menjalani proses, jadi masih sangat di maklumi jika perasaan itu masih suka muncul di diri saya.

Saya hanya ingin terus belajar dan mencoba untuk terbiasa hidup tanpa adanya dia, menata kembali hidup dan senyum saya khusus untuk orang-orang yang masih dan sayang kepada saya. Itu jauh lebih baik, dibanding harus terus menyimpan dan menumpuk luka lama yang makin membusuk. Tidak ada gunanya, toh waktu tidak bisa mundur lagi dan tentunya tidak bisa merubah keadaan yang sudah terjadi kemarin.

Sifatnya sudah KEMARIN. MASA LALU. Dan tidak akan ada habisnya bicara masa lalu, tapi itu semua juga tidak bisa merubah keadaan!
Karena MASA LALU identik dengan KENANGAN…

... WANITA …

Kebanyakan manusia terlambat menyadari kesalahannya, bukan karena mereka tidak tau, tapi karena mereka tidak pernah mencoba ingin tau. Mengalihkan pandangan yang seharusnya mereka lihat, dan keesokan harinya jika sesuatu yang menyakitkan itu mereka rasakan, mereka baru mengingat kepedihan dan keterlukaan orang lain, pada saat semuanya sudah hancur dan tidak mudah diperbaiki seperti semula. Dan apa yang akan mereka lakukan? Yaa, mereka hanya bisa menyesal dan bersedih, berharap semua akan kembali seperti sebelumnya ....
Dimana "DIA" ketika keputus asaan dan ketertatihan seorang wanita yang terjatuh dan terluka memintanya untuk jangan pergi?? Dia berjalan dan terus berjalan tanpa menoleh sedikitpun kearah wanita itu, karena dia melihat sesosok kebahagiaan baru yang mungkin lebih indah untuk diraihnya. Apa dia pernah memikirkan keadaan wanita yang mungkin sangat mencintainya?? Mungkin tidak. Apakah wanita itu masih harus percaya kata-kata pria yang mungkin saja mengungkapkan sesuatu yang fiktif untuk membuat dirinya tersenyum bahagia? Tentu tidak. Dan apakah masih pantas wanita itu mencintainya lagi?? Mungkin banyak orang berpendapat tidak...
Karena semua orang berfikir dia akan melakukan hal sama pada wanita itu... namun hati seorang wanita akan selalu dan selalu memaafkan, bagaimanapun dan sebesar apapun kesalahan orang yang dicintainya, bukan karna dia bodoh tapi karena hatinya lembut, bukan karena dia tidak berfikir tetapi karena dia sangat berfikir dan memikirkan perasaan orang lain di banding perasaannya sendiri, jika hati yang terluka selalu bisa memaafkan, mengapa hati yang terkotori tidak bisa berubah tuk jadi lebih baik, karena hidup akan lebih berharga jika kita lebih memahami apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita menempatkan diri untuk kebahagiaan orang lain. Jauhilah sifat munafik dan kepura-puraan karena itu akan menjadi sesuatu yang menyakitkan. Lakukan apa yang sesuai kata hatimu, sertai setiap langkahmu dengan disertai kejujuran, karena kejujuran itu lebih indah dan berharga ... 


Wanita itu kuat dan tidak lemah, wanita itu baik dan pemaaf dan wanita itu bukan untuk disia-siakan ...

.. Pengorbanan hati ..

Ini kisah saya.. Dimana ketika ketulusan datang dari seseorang tapi terhalang oleh sebuah keegoisan yang menimbulkan dampak yang luar biasa..

Kadang kita tidak pernah sadar atas apa yang kita perbuat telah menyinggung bahkan menyakiti hati dan perasaan orang lain. Dan itulah yang telah saya lakukan terhadap orang2 sekitar saya. Saya mencampakan orang2 yang sayang dengan tulus kepada saya demi seorang pria yang tak seharunya saya bela dan saya cintai. Yaah, lagi-lagi karena seorang pria..

Awalnya semua berjalan manis,, sehingga saya rela memberikan semua yang saya miliki kepadanya. Materi, jiwa, raga, rasa sayang dan cinta pun saya curahkan sepenuh hati saya. Dan di saat yang sama, saya pun sadar bahwa saya tidak akan pernah bisa bersama untuk selamanya. Ada dinding besar yang menghalangi kita untuk bersama. Tapi pemikiran tersebut saya buang jauh2 dari benak saya. Karena saya merasa mendapat kebahagiaan bila bersamanya. Walaupun saya pribadi juga tak mengerti apa arti kebahagiaan itu sendiri..

Demi dia, saya rela melakukan apapun, saya mencampakan bahkan meninggalkan keluarga, teman, sahabat, kuliah dan masa depan saya. Yang saya inginkan pada saat itu hanyalah bersamanya. Saya tak peduli seberapa banyak orang di luar sana yang membenci dan mengolok2an saya dengan perubahan yang saya jalani, dan saya tidak pernah mau tahu dengan apa yang di bicarakan mereka..

Saya tak mengerti apa yang membuat saya berlaku seperti itu dan selalu ingin terus bersamanya. Yang jelas saya mendapatkan kenyamanan yang berbeda darinya. Ia dapat memberikan suatu yang berbeda dari yang lainnya. Ntah ap itu, tapi saya merasa sangat membutuhkan dia. Mungkin orang berfikir bahwa saya telah di guna2i atau di pelet olehnya. Tapi saya yakin dan saya bersumpah, bahwa saya sangat sadar dengan apa yang telah saya jalani dengannya..

Singkat cerita,, semua yang manis itu tak slamanya berjalan mulus. Saya akui, banyak sekali hambatan dan rintangan yang kami hadapi, tapi itu semua tetap tidak merubah saya utuk tetap bersamanya. Sampai akhirnya, saya menyerah dengan semuanya. Saya lelah dan bosan dengan apa yang terjadi. Saya merasa hanya terjebak d sebuah lingkaran besar dan tak ada celah untuk keluar dari lingkaran tersebut. Tidak ada pilihan lain untuk tetap bersamanya, tapi itu tetap tidak mungkin untk terus di lanjutkan..

Saya benar-benar bingung dan terjepit dengan keadaan seperti ini. Rasanya saya ingin protes kepada Tuhan. Mengapa di saat saya mencintai seseorang, saya tidak dapat memiliki dan melanjutkan hidup bersamanya. Bahkan saya telah memberikan semua yang saya miliki dan saya juga rela meninggalkan semua orang yang sayang kepada saya dan masa depan saya hanya untuk bersamanya..

Dan sampai waktunya untuk saya memilih semua yang saya jalani. Saya berfikir keras untuk mengmbil keputusan ini, saya tertekan dan mungkin saya akan menjadi gila karena keadaan seperti ini. Saya memilih untuk meninggalkan dia, dan kembali menjalani hidup bersama orang-orang yang sayang kepada saya. Memang sulit dan berat untuk mengakhiri semuanya, bahkan saya pun tak rela semuanya telah berakhir. Pada saat itu saya merasa bodoh dan sangat terpuruk dengan keadaan saya. I’m really2 love him, but I don’t this anymore!! Rasa sakit dan perihnya sama seperti hukuman cambuk yang di berikan di atas luka yang belum mengering..

Di balik keputusan itu ada banyak hikmah yang saya dapatkan, saya banyak belajar mengenai hidup, pengorbanan, dan ketulusan. Dan saya tidak pernah menyesal untuk keputusan yang telah saya buat, dan saya juga tidak pernah menyesal karena telah diberikan kesempatan untuk mengenal dan mencintai dia, karena dia adalah dosa terindah bagi saya..

Seiring berjalannya waktu, saya mencoba untuk surfive di kehidupan yang saya jalani sekarang. Dan itu tak semudah yang di bayangkan. Semua kebiasaan dan prioritas saya sekarang sudah berubah dalam sekejap, saya benar-benar merasakan perubahan yang amat terasa. Dan saya mulai semua dari nol lagi..

Saya harus mulai beradaptasi kembali dengan orang-orang yang dulu sempat membenci saya. Bahkan saya juga harus rela kehilangan teman2 terbaik saya dan mulai menyusun kembali masa depan yang sempat hilang harapan.

Banyak orang di sekitar saya yang mau menerima kembali saya seperti dulu, namun tak sedikit juga dari mereka yang tak mau menerima saya kembali, bahkan untuk proses adaptasi ini saya masih juga menerima segala bentuk caci makian dari bibir manis mereka. Memang sakit mendengar nya, tapi saya ikhlas dan bersabar dengan apa yang mereka perbuat. Mungkin apa yang mereka lakukan sekarang tidak ada apa-apa nya di banding apa yang telah saya perbuat ke mereka. Dan saya akan terus mencoba berbuat baik kepada mereka, sampai mereka mau kembali menerima saya..

Lewat tulisan ini, saya mencoba untuk sharing kepada semuanya. Ada banyak hal yang bisa di petik dari pengalaman saya di atas. Dan saya harap, kejadian yang saya alami jangan sampai terjadi lagi di kehidupan siapapun, karena itu sangat-sangat menyakitkan..

Saya juga ingin berterima kasih kepada keluarga, teman-teman, dan kerabat saya yang telah memberikan kesempatan kedua untuk saya memperbaiki kembali hidup saya yang sempat terampas. Saya tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan yang telah kalian berikan! Terima kasih atas semangat dan cinta kalian selama ini..

* Luv u guys! 

Minggu, 21 Februari 2010

:: SINAR ::

Familiar banget dengan nama itu. Seorang anak berumur 7 tahun yang nama dan kisah hidupnya sedang dibicarakan oleh banyak orang, muncul di berbagai media sampai dunia facebook pun ikut meramaikannya. Banyak orang yang simpatik terhadapnya, melihat perjuangan dirinya menghadapi kerasnya hidup. Ketegaran, kesabaran, keikhlasan dan kekuatan yang dimiliki dirinya membuat saya, gadis berumur 20 tahun merasa simpatik, prihatin dan MALU! MALU?? yaah sangat malu pada diri saya sendiri lebih tepatnya.
Saya, mahasiswa berumur 20 tahun hanya bisa meratapi nasib dan hidup saya. Padahal terlihat dengan jelas, apa yang saya rasa dan terima sekarang masih sangat-sangat jauh lebih beruntung dibandingkan seorang bocah berumur 7 tahun tersebut. Ia berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa harus bisa merasakan apa yang seharusnya dia dapatkan sekarang. Anak yang notabene nya masih berseragam merah putih sudah mampu mengurusi keluarganya, malakukan pekerjaan yang seharusnya lebih pantas saya lakukan, menyimpan beban hidup yang berat, yang terlihat jauh lebih berat dibanding semua masalah-masalah yang saya hadapi. Seharusnya ia bisa menjadi seperti anak normal lainnya, yang hidup dengan canda tawa, kebebasan dan apapun itu yang pernah saya rasakan dulu sewaktu saya seumur dengan nya. Seharusnya ia bisa merasakan itu semua, bukan melakukan pekerjaan orang dewasa yang seolah-olah menuntut nya untuk siap berubah menjadi anak berumur 20 tahun.
Sedangkan saya??
masih suka menangis saat merasa kesepian, kesendirian dan terluka
masih suka manja dengan keluarga
masih suka memelihara sikap EGOIS yang seharusnya saya kurangi
masih suka MARAH saat apa yang saya inginkan tidak bisa saya miliki
masih suka BERONTAK saat apa yang ada didiri saya tidak sesuai dengan apa yang saya mau, dan
masih suka menyodorkan tangan berharap meminta selembar rupiah depan orang tua …
Itu saya ?? Sungguh sangat-sangat CHILDISH dan MEMALUKAN. Sangat jauh berbeda dengan kehidupan Sinar. Dan dunia pun mulai menunjukkan proses terbaliknya arus. Anak 7 tahun dituntut merubah dan merasakan hidup seperti gadis 20 tahun . sedangkan gadis 20 tahun harus berbalik kembali menjadi anak 7 tahun dengan sikapnya yang masih sangat seperti "ANAK KECIL".
Saya salut dengan apa yang Sinar lakukan untuk dirinya, keluarganya dan hidupnya. Apa yang ia pikirkan?? Hanya keselamatan keluarganya, perlindungan yang pantas untuk diri dan keluarganya. Itu harapannya. Mungkin rasa ingin menjadi anak bocah normal lainnya pasti ada dan selalu ada, tapi sikap DEWASA yang ia miliki dalam melihat dan menjalani hidup, harus rela ia tanggalkan dulu. Sedangkan saya? terlalu banyak kemauan tanpa ada niat untuk mulai berjalan.
Melihat kondisi seperti ini, saya jadi merasa terbangun. Semangat untuk terus melakukan perubahan dari diri saya. Berusaha mengurangi semua sikap EGOIS yang membuat saya menjadi susah untuk melangkah. Sinar mempunyai impian dan harapan tapi mungkin peluang dalam mencapainya itu sulit, dan ia tahu itu. Sama seperti saya, punya impian dan harapan dan mungkin mempunyai peluang yang besar untuk mencapainya, dan untuk selanjutnya saya harus bisa kejar itu semua.

SAYA IGIN JADI .......
Itu yang selalu ada dipikiran saya setiap kali saya melangkah, menemukan hal baru dalam hidup saya. Tapi untuk mencari kata pelengkap, titik-titik nya itu mungkin tidak mudah. Saya harus berusaha sekeras perjuangan Sinar, sekuat dia, sesabar dia dan seikhlas dia. Saya harus cari kata-kata itu …
Mungkin, kisah perjuangan hidup sinar bisa menjadi alat penyemangat saya dan semua yang telah membaca tulisan ini, bahkan untuk orang-orang yang masih merasa stuck dengan hidupnya yang "BEGINI-BEGINI " aja. Mungkin bukan hanya dengan materi atau orang-orang yang sayang dengan kita yang bisa dijadikan alat penyemangatt diri kita untuk maju. Justru kemungkinan besar, penyemangat itu ada di diri Sinar yang ternyata dapat menjadi contoh baik untuk kita semua khususnya diri saya, melalui kisah hidupnya yang penuh dengan perjuangan dan ketegaran …

**SEMANGATT !! 